KONTRASEPSI
PENDAHULUAN
Perlu diketahui bahwa kehamilan
tahun pertama terjadi pada sekitar 80-90% wanita usia produktif yang tidak
menggunakan kontrasepsi, bahkan kehamilan masih dapat terjadi pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi. Keefektifan sebuah metode kontrasepsi ditentukan oleh
usia klien, seberapa sering klien berhubungan seksual, dan kepatuhan klien
mengikuti instruksi penggunaan kontrasepsi(2). Namun resiko
kesehatan wanita yang menggunakan kontrasepsi lebih baik dibandingkan dengan
wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi(1).
Kontrasepsi pada wanita digunakan
sampai mencapai usia menopause, yaitu dihentikan 2 tahun postmenopause pada
wanita yang berusia 50 tahun dan 1 tahun postmenopause pada wanita yang berusia
dibawah 50 tahun(2).
METODE-METODE
KONTRASEPSI
I.
Metode Amenorea Laktasi (MAL)(3)
Mekanisme
kerja kontrasepsi ini adalah menunda ovulasi dan menghambat pembentukan
estrogen melalui perangsangan pengeluaran prolaktin saat menyusui. Yang dapat
menggunakan MAL sebagai kontrasepsi adalah ibu yang menyusui secara penuh (full breast feeding), belum haid setelah
melahirkan, usia bayi kurang dari 6 bulan, dan ibu tidak terpisah dari bayi
lebih lama dari 6 jam.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Efektivitas tinggi (keberhasilan 98%
pada 6 bulan pasca persalinan)
2. Segera efektif
3. Tidak mengganggu senggama
4. Tidak ada efek samping sistemik
5. Tidak perlu pengawasan medik
6. Tidak perlu obat dan alat
7. Tanpa biaya
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Perlu persiapan sejak perawatan
kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
2. Efektifitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan sehingga ibu memerlukan alat KB
lainnya
3. Tidak melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
4. Dapat menyebabkan mastitis (2)
Klien dianjurkan untuk terus
memberikan ASI dan memerlukan metode kontrasepsi lainnya pada keadaan-keadaan
sebagai berikut(3) :
1. Bayi tidak sering menghisap susu
2. Bayi berusia 6 bulan atau lebih
3. Bayi mulai diberikan makanan
pendamping
4. Mulai haid kembali
II.
Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
KBA
adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari sanggama pada masa subur ibu.
Metode ini baru efektif bila dilakukan secara tertib dan ibu mengetahui kapan
masa suburnya berlangsung. Masa subur ibu diketahui dengan cara mengukur suhu
tubuh, memantau sekresi lender serviks, dan menghitung lama siklus menstruasi. Oleh
karena itu, KBA sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang(3) :
1. Wanita dengan umur, paritas, atau
masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi kondisi resiko tinggi
2. Wanita dengan siklus haid tidak
teratur (bisa juga ditemukan pada wanita yang baru saja berhenti menggunakan
kontrasepsi hormonal, setelah melahirkan, selama menyusui, setelah mengalami
aborsi, atau ketika perimenopause)
3. Wanita yang pasangannya tidak dapat
diajak bekerja sama
4. Wanita yang merasa tidak nyaman
menyentuh alat genitalnya
Keuntungan kontrasepsi(2,3)
:
1. Tidak ada efek samping fisik maupun sistemik
karena tidak digunakan produk kimia maupun fisik
2. Tanpa biaya
Keterbatasan kontrasepsi(2,3)
:
1. Untuk belajar memahami masa subur
secara efektif perlu waktu sekitar 3-6 siklus menstruasi
2. Perlu pencatatan setiap hari
3. Keefektifan tergantung dari disiplin
pasangan (perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan)
4. Diperlukan pelatih KBA untuk
membantu ibu mengenali masa suburnya
5. Keefektifan sedang (9-20 kehamilan
per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian metode kontrasepsi)
6. Adanya kegiatan atau penyakit
terkadang menyulitkan pendeteksian masa subur
7.
Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan AIDS/HIV
Klien yang menyusui dan mengalami
pengeluaran cairan vagina menetap akan lebih sulit memprediksi kesuburan dengan
menggunakan lendir serviks, maka dianjurkan metode kontrasepsi lainnya jika
dikehendaki.
III.
Senggama Terputus(3)
Senggama terputus dalah metode tradisional dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. Metode
ini tidak dapat digunakan pada suami dengan pengalaman ejakulasi dini, yang
memiliki kelainan fisik atau psikologis, dan pasangan yang kurang dapat bekerja
sama.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Tidak mengganggu produksi ASI
2. Tidak ada efek samping
3. Dapat digunakan setiap waktu
4. Tidak ada biaya
Keterbatasan kontrasepsi
:
1. Efektivitas tergantung pada
kesediaan pasangan melakukan sanggama terputus (angka kegagalan 4-18 kehamilam
per 100 wanita per tahun)
2. Efektivitas menurun apabila sperma
dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis
3. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan
seksual
IV.
Metode Barrier
A. Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung
karet yang terbuat dari bahan alami (produksi hewani) atau sintetik berupa karet
(lateks) atau plastik (vinil) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet sehingga sperma tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi wanita(3).
Keuntungan
kontrasepsi(2,3) :
1. Tidak mengganggu produksi ASI
2. Tidak mengganggu kesehatan klien
karena tidak mempunyai pengaruh sistemik
3. Murah, beragam pilihan sesuai
selera, dan dapat dibeli secara umum
4. Dapat melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS, khususnya kondom yang terbuat dari
lateks dan vinil
Keterbatasan kontrasepsi(2,3)
:
1. Efektivitas sedang (2-12 kehamilan
per 100 perempuan per tahun)
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi
3. Pada beberapa klien menyulitkan
untuk mempertahankan ereksi
4. Pada beberapa klien malu untuk
membeli kondom di tempat umum
5. Harus selalu tersedia setiap kali
berhubungan seksual
6. Pembuangan kondom bekas dapat
menimbulkan masalah limbah
7. Menimbulkan alergi terhadap bahan
dasar kondom pada beberapa klien (terutama bahan lateks).
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(3) :
Efek samping
|
Penanganan
|
Kondom
rusak atau bocor (sebelum berhubungan)
|
Gunakan
kondom baru, dapat ditambahkan spermisida
|
Kondom
bocor atau diperkirakan ada curahan di vagina saat berhubungan
|
Pertimbangkan
pemberian morning after pill
|
Alergi
terhadap bahan dasar kondom dan spermisida
|
Gunakan
kondom alami (produk hewani : lamb skin
atau gut), ganti dengan spermisida
lain
|
B. Diafragma
Diafragma
adalah kap berbentuk bulat cembung (terbuat dari lateks atau karet) yang menutup
serviks dan diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Diafragma akan menahan sperma agar
tidak mendapatkan akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba
falopii) dan sebagai wadah spermisida. Jenis yang terbuat dari lateks yaitu : flat spring (flat metal band), coil spring
(coiled wire), dan arching spring (2,3), ,sedangkan
yang terbuat dari silikon, yaitu coil
spring (coiled wire) dan arching spring . Diafragma
tidak dianjurkan bagi wanita yang (2):
1. Merasa tidak nyaman menyentuh alat
genitalnya
2. Otot vaginanya tidak dapat menahan
diafragma
3. Memiliki kelainan bentuk dan posisi
serviks
4. Sensitif terhadap bahan lateks
5. Mengalami infeksi saluran kemih
berulang
6. Mengalami infeksi vagina
7. Bisa terjadi toxic shock syndrom
Keuntungan kontrasepsi (2,3) :
1. Tidak mengganggu ASI
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
karena dipasang sebelum berhubungan
3. Beragam pilihan sesuai selera
4. Tidak mempunyai efek sistemik
5.
Dapat
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Keterbatasan kontrasepsi(2,3)
:
1. Efektivitas sedang dan tergantung
cara pemakaian (6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun bila digunakan
bersama spermisida)
2. Pemeriksaan pelvik oleh petugas
kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
3. Pada beberapa klien menjadi penyebab
infeksi saluran uretra
4. Enam jam pasca hubungan seksual alat
masih harus berada di dalam
5. Motivasi berkesinambungan diperlukan
(menggunakanya setiap berhubungan seksual)
6. Pada beberapa klien terdapat reaksi
alergi terhadap bahan dasar diafragma, terutama bahan lateks.
7.
Dapat
terjadi toxic shock syndrom
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(3) :
Efek samping
|
Penanganan
|
Infeksi
saluran kemih
|
Segera
kosongkan kandung kemih setelah berhubungan, berikan antibiotika yang sesuai,
ganti dengan ukuran diafragma lebih kecil, coiled spring, cervical cap, atau sarankan metode lain
|
Timbul
cairan vagina dan berbau bila dibiarkan >24 jam
|
Periksa
kemungkinan IMS atau benda asing. Lepaskan diafragma setelah berhubungan
seksual tetapi jangan <6 jam pasca hubungan
|
Alergi
terhadap diafragma atau spermisida
|
Jika
vagina teriritasi dan tidak mengidap IMS, gunakan diafragma bahan hewani,
spermisida lain atau anjurkan metode lain
|
Nyeri
tekan kandung kemih atau rektum
|
Pastikan
ketepatan ukuran diafragma, apabila terlalu besar gunakan ukuran kecil
|
Toxic shock syndrom
|
beri
rehidrasi oral, analgesik non-narkotik seperti antalgin, dan aspirin bila
panas >38 0C.
|
C. Spermisida (3)
Spermisida
adalah bahan kimia (non oksinol-9 atau disebut pula Nonoxynol) yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma dengan cara memecahkan membran sel sperma dan memperlambat
gerak sel sperma, serta menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Spermisida dikemas
dalam bentuk(3) :
1. aerosol atau busa
2. krim yang digunakan bersama diafragma
3. tablet vaginal atau suppositoria
atau dissolvable film yang dimasukkan
10-15 menit sebelum hubungan seksual
Keuntungan kontrasepsi(2,3):
1. Efek seketika (busa atau krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak memiliki pengaruh sistemik
4. Mudah digunakan
5. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan
seksual
6. Dapat melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Keterbatasan kontrasepsi(2,3)
:
1. Efektivitas sedang (3-21 kehamilan
per 100 perempuan per tahun)
2. Memerlukan motivasi berkelanjutan
memakai setiap melakukan hubungan seksual
3. Pengguna harus menunggu 10-15 menit
setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina,
suppositoria, dan film)
4. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(3) :
Efek samping
|
Penanganan
|
Iritasi
vagina, iritasi penis, rasa tidak nyaman, atau tablet gagal larut
|
Periksa
kemungkinan vaginitis atau IMS. Jika akibat spermisida, gunakan spermisida
dengan komposisi kimia lain atau anjurkan metode lainnya.
|
Rasa
panas di vagina
|
Periksa
kemungkinan reaksi alergi, yakinkan rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada
perubahan, gunakan spermisida dengan komposisi kimia lain atau anjurkan
metode lainnya.
|
V.
Kontrasepsi Kombinasi
A. Pil kombinasi
Pil kombinasi bekerja dengan menekan
ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit
dilewati oleh sperma, dan mengganggu transportasi dengan mengganggu pergerakan
tuba. Pil kombinasi bersifat reversibel, harus diminum setiap hari, dan dapat
dimulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil(3).
Pil kombinasi ini aman digunakan
pada wanita(3):
1. Pasca 6 bulan melahirkan tidak
memberikan ASI ekslusif atau pasca 3
bulan melahirkan tidak menyusui
2. Pasca keguguran (segera atau dalam
waktu 7 hari)
3. Anemia karena haid berlebihan,
dismenore hebat, atau siklus haid tidak teratur
4. Riwayat kehamilan ektopik, kelainan
payudara jinak, kencing manis tanpa komplikasi, penyakit tiroid, penyakit
radang panggul, endometriosis, atau tumor jinak ovarium
Pil kombinasi tidak dianjurkan
diberikan pada wanita yang (2,3,4,5):
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Sedang menyusui ekslusif
3. Berusia lebih dari 35 tahun dan
perokok
4. Menggunakan obat-obatan yang mengurangi
efektivitas pil, seperti: rifampisin, fenitoin, barbiturat, griseofulvin,
antidepresan trisiklik, ampisilin, dan penisilin.
5. Menderita trombosis vena, arteri, atau
gangguan faktor pembekuan
6. Menderita kelainan jantung atau
penyakit sirkulasi, termasuk tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg) dan
stroke
7. Menderita migren berat, migren yang
disertai aura, atau gejala neurologik fokal (riwayat epilepsi)
8. Menderita kanker payudara atau
dicurigai kanker payudara
9. Menderita penyakit aktif hepar atau
kandung empedu
10. Menderita diabetes lebih dari 20
tahun dengan komplikasinya
11. Mengalami perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui penyebabnya
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis(2,3,4,5)
:
• Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan
21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan
21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 3 dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Keuntungan kontrasepsi(2,3,4,5,6)
:
1. Efektivitas tinggi (1 kehamilan per
1000 wanita dalam tahun pertama penggunaan)
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Siklus haid menjadi teratur, tidak
terjadi nyeri haid, dan banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia)
4. Dapat digunakan jangka panjang dan
dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopause
5. Mudah dihentikan setiap saat
6. Kesuburan segera kembali setelah
penggunaan pil dihentikan
7. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi
darurat
8. Dapat membantu mencegah : kehamilan
ektopik, kanker endometrium, kanker ovarium, kista ovarium, penyakit radang
panggul, tumor jinak payudara, dismenore, atau akne
Keterbatasan kontrasepsi(2,3,4,5,6)
:
1. Mahal dan membosankan karena harus
diminum setiap hari
2. Dalam 1-3 bulan pertama dapat
disertai mual, pusing, nyeri payudara, dan perdarahan bercak. Keluhan ini akan
hilang sendiri seiring dengan semakin lama pengunaan.
3. Dapat disertai breakthrough bleeding (perdarahan yang tidak diharapkan
karena mengkonsumsi pil setiap hari)
4. Berat badan sedikit naik
5. Mengurangi produksi ASI
6. Pada sebagian kecil perempuan dapat
menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk
behubungan seks berkurang
7. Dapat meningkatkan tekanan darah dan
retensi cairan sehingga perempuan berusia di atas 35 tahun dan merokok perlu
mewaspadai resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
8. Tidak dapat melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Pil kombinasi dapat dimulai
digunakan setiap saat selagi haid untuk meyakinkan perempuan tersebut tidak
hamil; sangat dianjurkan penggunaanya pada hari pertama haid. Penggunaan pada
hari ke-8 perlu menggunakan metode kontrasepsi lainnya (kondom) sampai hari
ke-14 atau tidak boleh berhubungan seksual sampai paket pil tersebut habis. Bila
paket 28 pil habis, sebaiknya klien mulai minum pil dari paket yang baru.
Sedangkan bila paket 21 pil habis, sebaiknya klien menunggu 1 minggu baru
kemudian mulai minum pil dari paket yang baru. Bila lupa minum 1 pil (hari
1-21) sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat. Bila lupa minum 2 pil
atau lebih (hari 1-21) sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal.
Bila terjadi muntah dalam 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang
lain. Apabila terjadi muntah atau diare lebih dari 24 jam, cara penggunaan
sesuai dengan penggunaan pil lupa(2,3).
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(3) :
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
atau spotting
|
Periksa
dalam dan tes kehamilan. Bila negatif, berikan pil estrogen 50μg atau kurangi
dosis progestin (dosis estrogen tetap). Bila positif, hentikan pil.
|
Mual,
pusing, muntah (akibat reaksi anafilaktik)
|
Tes
kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. Bila tidak hamil, sarankan minum saat
akan tidur atau saat makan malam.
|
Perdarahan
pervaginam
|
Bila
tetap terjadi >3 bulan, berikan pil estrogen lebih tinggi (50μg) lalu
kembali ke dosis awal atau ganti dengan metode lain.
|
Tanda-tanda yang harus diwaspadai
pada penggunaan pil kombinasi adalah nyeri dada hebat atau nafas pendek
(kemungkinan bekuan darah di paru atau serangan jantung), sakit kepala hebat
atau gangguan penglihatan (kemungkinan stroke, hipertensi, atau migraine),
nyeri tungkai hebat (kemungkinan sumbatan darah pada tungkai), nyeri abdomen
hebat (kemungkinan penyakit kandung empedu, bekuan darah, atau pankreatitis),
mata kuning atau jaundice (kemungkinan hepatitis atau kolestitis), dan tidak
terjadinya perdarahan atau spotting
selama 7 hari sebelum suntikan sebelumnya (kemungkinan terjadi kehamilan) (2,3).
B. Suntikan Kombinasi(3)
Jenis suntikan kombinasi adalah:
1. 25mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan seara intramuskular sebulan sekali
(Cyclofem)
2. 50mg noretindron anantat dan 5mg
setradiol valerat yang diberikan secara intramuskular sebulan sekali
Suntikan kombinasi bekerja dengan
menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma
terganggu, mempengaruhi endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu, dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Efektifitas tinggi (0,1-0,4
kehamilan per 1000 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
2. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
3. Mengurangi jumlah perdarahan dan
nyeri haid
4. Mencegah terjadinya kanker ovarium dan
endometrium, serta kehamilan ektopik
5. Mengurangi kejadian penyakit
payudara jinak, kista ovarium, dan penyakit radang panggul
6. Dapat diberikan kepada perempuan
perimenopause
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Terjadi perubahan pola haid menjadi
tidak teratur, spotting, atau
perdarahan sela sampai 10 hari
2. Disertai keluhan mual, sakit kepala,
dan nyeri payudara ringan (keluhan ini hilang setelah penyuntikan kedua atau
ketiga)
3. Timbul ketergantungan terhadap
pelayanan kesehatan (klien harus kembali dalam waktu 30 hari)
4. Efektivitasnya berkurang apabila
digunakan bersama-sama obat epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
5. Terjadi penambahan berat badan
6. Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Tidak dapat melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
8. Dapat terjadi efek samping serius
seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinan tumor hati
Suntikan kombinasi tidak dapat
digunakan pada perempuan yang :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca
persalinan
3. Mengalami peradarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya
4. Menderita penyakit hepatitis
5. Menderita kanker payudara atau
dicurigai kanker payudara
6. Perokok berusia lebih dari 35 tahun
7. Memiliki riwayat penyakit jantung,
stroke, tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg
8. Menderita gangguan faktor pembekuan
darah dan anemia bulan sabit
9. Menderita kencing manis lebih dari
20 tahun
10. Menderita migraine atau gejala
neurologik fokal (riwayat epilepsi).
Tanda-tanda yang harus diwaspadai
pada suntikan kombinasi adalah nyeri dada hebat atau nafas pendek (kemungkinan
bekuan darah di paru atau serangan jantung), sakit kepala hebat atau gangguan
penglihatan (kemungkinan stroke, hipertensi, atau migraine), nyeri tungkai
hebat (kemungkinan sumbatan darah pada tungkai), dan tidak terjadinya
perdarahan atau spotting selama 7
hari sebelum suntikan sebelumnya (kemungkinan terjadi kehamilan) (2,3).
Suntikan pertama yang diberikan
dalam 7 hari siklus haid tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila diberikan
setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila klien tidak haid, suntikan
dapat diberikan kapan saja asal dipastikan tidak hamil.
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya (3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
(tidak ada perdarahan atau spotting)
|
Periksa
tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan
darah tidak berkumpul dalam rahim. Bila positif, rujuk.
|
Mual,
pusing, muntah (akibat reaksi anafilaktik)
|
Periksa
tes kehamilan. Bila negatif, jelaskan bahwa ini hal biasa dan akan hilang
dalam waktu dekat. Bila positif, rujuk.
|
Perdarahan
pervaginam atau spotting
|
Periksa
tes kehamilan. Bila positif, rujuk. Bila negatif, cari penyebab perdarahan
dan jelaskan ini hal biasa, namun jika berlanjut dan mengkhawatirkan klien
anjurkan metode lain.
|
VI.
Kontrasepsi Progestin
A. Kontrasepsi Suntikan Progestin (3,5)
Kontrasepsi
suntikan progestin bekerja mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim
tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Kontrasepsi
tersebut dapat dipakai oleh perempuan yang(3,5) :
1. Nulipara dan yang telah memiliki
anak
2. Menyusui
3. Pasca abortus atau keguguran
4. Perokok dengan tekanan darah
<180/110 mmHg
5. Penderita gangguan pembekuan darah, anemia
defisiensi besi, atau anemia sicle cell
6. Pengguna obat rifampisin, fenitoin, atau barbiturate
7. Yang tidak dapat memakai kontarsepsi
yang mengandung estrogen
8. Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi
9. Usia perimenopause yang tidak mau
atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
Namun
kontrasepsi tersebut tidak boleh digunakan pada wanita(3,5):
1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko
cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2. Yang mengalami perdarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid (amenore)
4. Penderita kanker payudara atau
riwayat kanker payudara, dan diabetes mellitus yang disertai komplikasi.
Tersedia 2 macam kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung
progestin
, yaitu(3,5) :
1. Depo medroksiprogesteron asetat
(DMPA atau Depo Provera) mengandung 150mg DMPA, diberikan setiap 3 bulan secara
intramuskular
2. Depo noretisteron etanat (Depo
noristerat) mengandung 200mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan
secara intramuskular
Keuntungan kontrasepsi(3,5)
:
1. Sangat efektif (0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun)
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan seksual
4. Tidak mengandung estrogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
5. Tidak mempengaruhi ASI
6. Dapat digunakan oleh perempuan usia
di atas 35 tahun sampai perimenopause
7. Membantu mencegah kanker endometrium
dan kehamilan ektopik
8. Menurunkan kejadian tumor jinak
payudara
9. Mencegah penyebab penyakit radang
panggul
Keterbatasan kontrasepsi(3,5)
:
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti
lamanya siklus haid, jumlah perdarahan, perdarahan bercak, atau amenore.
Gangguan haid ini bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
2. Klien sangat bergantung pada tempat
sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk mendapatkan suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sebelum jadwal
suntikan berikutnya
4. Terdapat kenaikan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara
5. Tidak melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
6. Kembalinya kesuburan lebih lambat
(rata-rata 4 bulan) yang terjadi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan
dari tempat suntikan. Bila haid tidak kembali dalam 6 bulan, klien harus
memeriksakan diri ke dokter.
7. Terjadi perubahan lipid serum atau
densitas tulang pada penggunaan jangka panjang
8. Pada penggunaan jangka panjang dapat
menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang),
sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Suntikan dapat dimulai diberikan
setiap saat selama siklus haid, asal klien tidak hamil. Selama 7 hari pasca
suntikan tidak boleh berhubungan seksual. Suntikan pertama yang diberikan dalam
7 hari siklus haid tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila diberikan
setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 7 hari. Bila
ingin berganti ke metode kontarsepsi suntikan lain, maka harus dimulai pada
jadwal suntikan berikutnya. Bila sebelumnya menggunakan metode kontrasepsi non
hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya (3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
|
Bila
tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Jelaskan darah tidak terkumpul
dalam rahim. Bila hamil, rujuk dan hentikan suntikan. Jika terjadi kehamilan
ektopik, rujuk segera. Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan
perdarahan, tunggu 3-6 bulan, jika tidak terjadi perdarahan rujuk klien.
|
Perdarahan
pervaginam atau spotting
|
Jelaskan
bahwa perdarahan ringan sering ditemui dan tidak memerlukan pengobatan. Bila
klien tidak dapat menerima keadaan dan tetap ingin melanjutkan suntikan,
diberikan 2 pilihan pengobatan : 1 siklus pil kombinasi (30-35 μg etinilestradiol),
ibuprofen (sampai 3x800mg/hari untuk 5 hari) atau 2 tablet pil kombinasi/hari
selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil hormonal atau 50μg
etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
|
Peningkatan/penurunan
berat badan
|
Bila
perubahan sebesar 1-2kg umum terjadi. Bila perubahan berlebihan, hentikan
suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
|
B. Kontrasepsi Pil Progestin
(minipil)
Minipil
bekerja dengan menekan sekresi gonadotropin dan sintesis seks di ovarium, menghentikan
ovulasi, menyebabkan transformasi endometrium lebih awal sehingga implantasi
menjadi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu(2,3).
Terdapat 2 jenis kemasan minipil,
yaitu kemasan dengan isi 35 pil berisi 300μg levonorgestrel atau 350μg noretindron dan kemasan isi 28 pil
berisi 75μg norgestrel(3).
Kontrasepsi ini tidak dianjurkan
pada wanita yang(2,3,4,5):
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Tidak dapat menerima perubahan pola
haid
3. Penderita
penyakit jantung atau stroke
4. Penderita
penyakit aktif pada hepar atau kandung empedu
5. Penderita
kanker payudara
6. Mengalami
perdarahan pervaginam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
7. Riwayat
kista ovarium
8. Riwayat kehamilan ektopik
Keuntungan kontrasepsi(2,3,4,5)
:
1. Sangat efektif (keberhasilan 98,5%)
2. Sangat efektif digunakan pada masa
laktasi dan tidak mempengaruhi produksi ASI karena tidak mengandung estrogen
3. Tidak mengganggu hubungan seksual,
nyaman, dan mudah digunakan
4. Dapat dihentikan setiap saat dan
kesuburan cepat kembali
5. Mengurangi nyeri haid dan jumlah
darah haid
6. Mengurangi kemungkinan penyakit
radang panggul
7. Dapat diberikan kepada penderita
endometriosis dan perokok berusia >35 tahun
8. Mencegah terjadinya penyakit kanker
endometrium
9. Sedikit mempengaruhi metabolisme
karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada penderita diabetes yang belum
mengalami komplikasi
Keterbatasan kontrasepsi(2,3,4,5):
1. Hampir 30-60% mengalami gangguan
haid (perdarahan sela, spotting,
amenore) terutama pada bulan ke 2-3. Perubahan pola haid bersifat sementara dan
tidak mengganggu kesehatan
2. Menyebabkan keluhan spotty skin, nyeri pada payudara, peningkatan
berat badan, dan nyeri kepala. Keluhan akan menghilang dalam beberapa bulan.
3. Harus digunakan setiap hari dan pada
waktu yang sama, bila lupa selama 3 jam saja akan memperbesar kemungkinan hamil
4. Payudara menjadi tegang, mual,
pusing, dermatitis, atau jerawat
5. Resiko kehamilan ektopik cukup
tinggi (4 dari 100 kehamilan)
6. Efektifitas berkurang apabila
digunakan bersama-sama obat tuberkulosis atau epilepsi
7. Tidak melindungi diri dari infeksi
menular seksual atau HIV/AIDS
8. Hirsutisme (sangat jarang terjadi)
Minipil diberikan mulai hari pertama
sampai 5 hari siklus haid dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila
diberikan setelah hari ke-5, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 2
hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari. Minipil dapat diberikan
kapan saja asal bila klien tidak haid dan dipastikan tidak hamil, juga pada perempuan
pasca 6 bulan melahirkan yang tidak memberikan ASI ekslusif atau pasca 3 bulan
melahirkan tidak menyusui. Bila klien sebelumnya menggunakan metode kontrasepsi
nonhormonal, minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Bila lupa minum
kurang dari 3 jam sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat. Bila lupa
minum lebih dari 3 jam, minum 2 pil pada jam biasa. Bila terjadi muntah dalam 2
jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau gunakan metode
kontrasepsi lain bila hendak berhubungan seksual dalam 48 jam berikutnya(3).
Minipil dapat pula diberikan setelah 21 pasca melahirkan tetapi diperlukan
metode kontrasepsi lain selama 2 hari (2).
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
|
Periksa
tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi pengobatan khusus. Bila terus
berlanjut dan membuat klien khawatir, rujuk ke klinik. Bila diduga kehamilan
ektopik jangan diberikan obat-obatan hormonal dan rujuk.
|
Perdarahan
tidak teratur atau spotting
|
Periksa
tes kehamilan. Bila negatif dan tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak
perlu tindakan khusus. Namun jika berlanjut dan mengkhawatirkan klien
anjurkan metode kontrasepsi lain.
|
C. Kontrasepsi Implan
Kontrasepsi
implan bekerja dengan mengentalkan lendir serviks, mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi
transportasi sperma, dan menekan ovulasi(2,3,4,). Implan
diinsersikan di di bawah kulit lengan atas bagian dalam(4).
Terdapat 3 jenis kontrasepsi implan,
yaitu(3) :
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang
silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 cm, yang
diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari 1 batang
putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang
yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Kontrasepsi
tersebut tidak dapat digunakan pada wanita yang(2,3) :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Tidak dapat menerima perubahan
siklus haid
3. Menggunakan obat-obatan tertentu
yang mengurangi efektivitas implan, seperti: rifampisin, fenitoin, barbiturat,
griseofulvin, antidepresan trisiklik, ampisilin, dan penisilin.
4. Menderita trombosis pada vena atau
arteri manapun atau terdapat riwayat gangguan faktor pembekuan darah
5. Menderita migren berat, migren yang
disertai aura atau gejala neurologik fokal (riwayat epilepsi)
6. Menderita kanker payudara atau dicurigai
kanker payudara
7. Menderita penyakit aktif hepar atau
kandung empedu
8. Mengalami perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui penyebabnya
9. Menderita penyakit jantung atau
stroke
Keuntungan kontrasepsi(2,3)
:
1. Efektifitas tinggi (0,2-1 kehamilan
per 100 perempuan) dan perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
2. Dapat dicabut setiap saat sesuai
keinginan dan tingkat pengembalian kesuburan cepat setelah pencabutan
3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4. Aman digunakan pada masa laktasi
karena bebas dari pengaruh estrogen sehingga tidak mengganggu ASI
5. Tidak mengganggu hubungan seksual
6. Mengurangi nyeri haid, jumlah darah
haid, anemia, dan kemungkinan penyebab sakit radang panggul
7. Melindungi terjadinya kanker
endometrium dan menurunkan angka kelainan jinak payudara
8. Dapat digunakan oleh klien yang
tidak dapat menggunakan kontrasepsi hormonal estrogen
Keterbatasan
kontrasepsi (2,3):
1. Menyebabkan perubahan pola haid
berupa spotting, hipermenore, serta
amenore, terutama pada 6-12 bulan pertama
2. Timbul keluhan nyeri kepala,
penurunan/peningkatan berat badan, nyeri payudara, mual, pusing, perubahan
perasaan (mood) dan kegelisahan. Hal tersebut akan hilang dengan sendirinya.
3. Membutuhkan pembedahan minor untuk
insersi dan pencabutan sehingga klien tidak dapat menghentikan penggunaan
sesuai keinginan
4. Tidak memproteksi kemungkinan IMS,
termasuk HBV dan HIV/AIDS
5. Efektifitas menurun apabila
digunakan bersama obat-obat epilepsi atau tuberkulosis
6. Kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
Implan dapat diinsersikan pada hari
ke 2-7 siklus haid dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila diberikan
setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 7 hari atau
harus menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila klien tidak haid, insersi
dapat dilakukan kapan saja asal dipastikan tidak hamil. Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah AKDR maka Norplan akan diinsersikan pada haid hari ke-7 dan klien tidak boleh berhubungan
seksual selama 7 hari atau harus menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari(3).
Implan dapat diinsersikan 3 minggu pasca melahirkan atau segera setelah abortus
jika usia kehamilannya kurang dari 24 minggu(2).
Daerah insersi harus kering dan
bersih selama 48 jam pertama dan kurangi gesekan atau penekanan pad adaerah
tersebut. Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan sampai luka sembuh (5 hari). Rasa perih, pembengkakan, atau lebam
pada derah insersi wajar terjadi, namun apabila menetap disertai demam klien
harus dirujuk(3).
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
|
Periksa
tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi pengobatan khusus. Bila terus
berlanjut dan membuat klien khawatir, angkat implan dan anjurkan metode
lainnya. Bila diduga kehamilan ektopik jangan diberikan obat-obatan hormonal
dan rujuk.
|
Perdarahan
bercak atau spotting
|
Jelaskan
spotting ringan biasa terjadi,
terutama tahun pertama. Bila klien tetap mengeluh dan ingin meneruskan
implan, beri pil kombinasi 1 siklus atau ibuprofen 3x800mg selama 5 hari.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet kombinasi
untuk 3-7 hari danlanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi atau dapat juga
diberikan 50μg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk
14-21 hari.
|
Ekspulsi
|
Cabut
kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lainnya masih di tempat, dan
apakah ada infeksi daerah insersi. Jika tidak ada infeksi dan kapsul lain
masih pada tempatnya, pasang 1 kapsul baru di tempat insersi baru. Bila terdapat
infeksi, cabut kapsul dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau
anjurkan metode lainnya.
|
Infeksi
di daerah insersi
|
Bila
terdapat nanah bersihkan dengan sabun, air, atau antiseptik. Beri antibiotik
untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan minta klien kontrol seminggu
kemudian. Apabila tidak membaik, cabut seluruh kapsul dan pasang kapsul baru
di lengan lain atau anjurkan metode lainnya.
|
Berat
badan naik /turun
|
Jelaskan
perubahan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila perubahan berat
badan ≥ 2 kg.
|
D. AKDR dengan Progestin
AKDR
yang mengandung hormon steroid adalah Prigestase yang mengandung progesteron
dan Mirena yang mengandung levonorgestrel. Kontrasepsi bekerja dengan cara
menyebabkan endometrium mengalami transformasi ireguler (epitel atrofi)
sehingga mengganggu implantasi, mencegah konsepsi dengan memblok bersatunya
ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang memasuki tuba falopii, dan
menginaktifkan sperma(3).
AKDR dapat dipasang setiap waktu
selama siklus haid jika telah dipastikan tidak hamil, 48 jam atau 6-8 minggu
pasca melahirkan, segera setelah induksi haid atau pasca keguguran jika
terbukti tidak terdapat infeksi. Klien harus kembali kotrol rutin sesudah
menstruasi pertama 4-6 minggu pasca pemasangan dan jangan melebihi 3 bulan
(3).
AKDR
dengan progestin tidak dianjurkan pada wanita yang (2,3):
1. Hamil atau diduga hamil
2. Mengalami perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui sebabnya
3. Menderita vaginitis, salfingitis,
atau endometritis
4. Menderita sakit radang panggul atau
pasca abortus febrilis
5. Mengalami kelainan congenital rahim
6. Menderita miom submukosum
7. Memiliki rahim yang sulit digerakkan
8. Memiliki riwayat kehamilan ektopik,
trofoblas ganas, atau tbc panggul
9. Menderita kanker genitalia atau
payudara
10. Sering berganti pasangan
11. Mengalami gangguan toleransi glukosa
Keuntungan kontrasepsi(2,3)
:
1. Efektifitas tinggi (0,5 – 1
kehamilan per 100 perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan) dan
penggunaannya jangka panjang (selama 5 tahun)
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Tidak berpengaruh terhadap ASI
4. Kesuburan segera kembali setelah
AKDR diangkat
5. Mengurangi nyeri haid dan jumlah
darah haid
6. Dapat digunakan pada usia
perimenopause bersamaan dengan pemberian estrogen untuk mencegah hyperplasia
endometrium
7. Merupakan pengobatan alternatif
pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
8. Karena AKDR dengan progestin hanya
bekerja lokal pada endometrium, maka tidak mempengaruhi kerja obat tuberkulosis
atau obat epilepsi
Keterbatasan kontrasepsi (2,3):
1. Diperlukan pemeriksaan dalam dan
penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR
2. Diperlukan tenaga terlatih untuk
pemasangan dan pencabutan AKDR
3. Pada penggunaan jangka panjang dapat
terjadi amenore
4. Dapat terjadi perforasi uterus saat
insersi (jarang terjadi)
5. Kejadian kehamilan ektopik lebih
sering terjadi
6. Resiko menderita penyakit radang
panggul bertambah sehingga menyebabkan infertilitas
7. Biaya mahal
8. Progestin sedikit meningkatkan
resiko trombosis sehingga perlu perhatian khusus pada wanita usia perimenopause
9. Terjadi perdarahan, terutama 3 bulan
pertama penggunaan
10. Progestin dapat menurunkan kadar
HDL-kolesterol pada pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada
perempuan dengan penyakit kardiovaskuler
11. Memperburuk perjalanan penyakit
kanker payudara
12. Terdapat keluhan nyeri kepala, spotty skin, dan nyeri payudara yang
akan menghilang setelah beberapa bulan.
13. Progestin dapat memicu pertumbuhan
miom uterus
14. Pada beberapa wanita mengalami kista
ovarium pada beberapa bulan pertama. Hal ini tidak berbahaya dan tidak perlu
tindakan khusus karena kista akan menghilang sendiri.
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
|
Periksa
tes kehamilan. Jika negatif, AKDR jangan dicabut. Jika positif <13 minggu
dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. JIka kehamilan >13 minggu dan benang
AKDR tidak terlihat, AKDR jangan dicabut. Jika klien ingin meneruskan
kehamilan, jelaskan mengenai meningkatnya resiko keguguran, kehamilan
preterm, infeksi, dan pengawasan ketat kehamilan.
|
Kram
|
Pikirkan
kemungkinan infeksi. Jika tidak parah, beri analgetik. Bila parah dan tidak
ditemukan penyebabnya, cabut AKDR, ganti dengan yang baru atau anjurkan
metode lainnya.
|
Perdarahan
banyak dan tidak teratur
|
Sering
ditemukan pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau KE. Jika
tidak ditemui keadaan patologik, beri ibuprofen 3x800 mg untuk 1 minggu atau
pil kombinasi 1 siklus. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,
berikan 2 tablet kombinasi untuk 3-7 hari danlanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi atau dapat juga diberikan 50μg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari atau anjurkan metode lainnya.
|
Benang hilang
|
Periksa tes kehamilan. Bila klien
tidak hamil dan tidak yakin AKDR masih di tempat, rujuk untuk diUSG, pasang
AKDR baru bila tidak ditemukan sewaktu haid. Bila klien hamil dan benang
tidak terlihat, lihat penanganan amenore.
|
Cairan vagina /dugaan penyakit
radang panggul
|
Bila penyebabnya gonokokus atau
kalmidia, cabut AKDR dan beri pengobatan yang sesuai. Penyebab yang lain
tidak perlu mencabut AKDR. Jika klien tidak mau meneruskan AKDR dan mengalami
radang panggul, AKDR baru dicabut setelah beri antibiotik selama 2 hari.
|
VII.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR bekerja dengan menghambat kemampuan sperma masuk tuba
falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri, dan
mencegah implantasi telur dalam uterus. AKDR yang sering digunakan di Indonesia
sekarang adalah CuT-380A berbentuk huruf T diselubungi kawat halus yang terbuat
dari tembaga (Cu). Selain itu terdapat pula Nova T (Schering) (3).
AKDR dapat dipasang setiap waktu
selama siklus haid jika telah dipastikan tidak hamil, 48 jam atau 6-8 minggu
pasca melahirkan, 6 bulan pasca kontrasepsi LAM, segera setelah induksi haid
atau pasca keguguran jika terbukti tidak terdapat infeksi. Klien harus kontrol 4-6
minggu pasca, periksa benang rutin pada bulan pertama pasca pemasangan, atau
apabila terdapat keluhan kram perut bagian bawah, spotting diantara haid atau sesudah senggama, nyeri setelah
senggama atau pasangan merasa tidak nyaman selama berhubungan seksual(3).
AKDR tidak dianjurkan diberikan
kepada wanita yang (2,3) :
1. Hamil atau diduga hamil
2. Mengalami perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui sebabnya
3. Menderita vaginitis, salfingitis,
atau endometritis
4. Menderita sakit radang panggul atau
pasca abortus febrilis dalam 3 bula terakhir
5. Mengalami kelainan kongenital rahim
atau tumor jinak rahim
6. Memiliki rahim yang sulit digerakkan
7. Memiliki riwayat kehamilan ektopik,
trofoblas ganas, atau tbc panggul
8. Menderita kanker genitalia
9. Memiliki ukuran rongga rahim <5
cm
Keuntungan kontrasepsi (2,3)
:
1. Efektivitasnya tinggi (0,6-0,8
kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama) dan efektif segera setelah
pemasangan
2. Metode jangka panjang (10 tahun
proteksi CuT-380A)
3. Tidak ada efek samping hormonal
sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI
4. Dapat dipasang langsung setelah abortus
atau melahirkan apabila tidak terdapat infeksi
5. Dapat digunakan sampai menopause (≥ 1
tahun setelah haid terakhir)
6. Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
Keterbatasan kontrasepsi (2,3):
1. Terjadi efek samping perubahan
siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama), haid menjadi lebih lama dan
banyak, atau terjadi spotting antar
menstruasi, dan dismenore lebih hebat
2. Dapat terjadi komplikasi sakit dan
kejang (3-5 hari setelah pemasangan), perforasi dinding usus, atau perdarahan
berat saat haid atau diantara periode haid
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Penyakit radang panggul sering
timbul setelah pemasangan dan memicu infertilitas.
5. Prosedur medik (pemeriksaan pelvis)
diperlukan pada pemasangan AKDR sehingga klien tidak dapat melepasnnya sesuai
keinginan
6. AKDR dapat keluar dari uterus tanpa
diketahui (terutama bila dipasang setelah melahirkan)
7. Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik
8. Posisi benang harus diperiksa dari
waktu ke waktu dengan memasukkan jari ke vagina (banyak klien tidak mau
melakukan ini)
Efek
samping kontrasepsi dan penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Amenore
|
Periksa
tes kehamilan. Jika negatif, AKDR jangan dicabut. Jika positif <13 minggu
dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. JIka kehamilan >13 minggu dan benang
AKDR tidak terlihat, AKDR jangan dicabut. Jika klien ingin meneruskan
kehamilan, jelaskan mengenai meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm,
infeksi, dan pengawasan ketat kehamilan.
|
Kram
|
Pikirkan
kemungkinan infeksi. Jika tidak parah, beri analgetik. Bila parah dan tidak
ditemukan penyebabnya, cabut AKDR, ganti dengan yang baru atau anjurkan
metode lainnya.
|
Perdarahan
banyak dan tidak teratur
|
Sering
ditemukan pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau KE. Jika
tidak ditemui keadaan patologik, beri ibuprofen 3x800 mg untuk 1 minggu atau
pil kombinasi 1 siklus. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,
berikan 2 tablet kombinasi untuk 3-7 hari danlanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi atau dapat juga diberikan 50μg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari atau anjurkan metode lainnya.
|
Benang hilang
|
Periksa tes kehamilan. Bila klien
tidak hamil dan tidak yakin AKDR masih di tempat, rujuk untuk diUSG, pasang
AKDR baru bila tidak ditemukan sewaktu haid. Bila klien hamil dan benang
tidak terlihat, lihat penanganan amenore.
|
Cairan vagina /dugaan penyakit
radang panggul
|
Bila penyebabnya gonokokus atau
kalmidia, cabut AKDR dan beri pengobatan yang sesuai. Penyebab yang lain
tidak perlu mencabut AKDR. Jika klien tidak mau meneruskan AKDR dan mengalami
radang panggul, AKDR baru dicabut setelah beri antibiotik selama 2 hari.
|
VIII.
Kontrasepsi Mantap
A. Tubektomi
Tubektomi
adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas seorang wanita
secara permanen. Terdapat 2 cara melakukan tubektomi, yaitu dengan
minilaparotomi dan laparoskopi. Mekanisme kerja kontrasepsi ini adalah dengan
mengoklusi tuba (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma
tidak bertemu dengan ovum(3).
Tubektomi
dapat dilakukan setiap waktu selama siklus haid dan diyakini klien tidak hamil
atau pada hari ke-6 sampai ke-13 siklus menstruasi (fase proliferasi). Yang
dapat menjalani tubektomi adalah wanita berusia >26 tahun, paritas >2,
yakin telah memiliki besar keluarga yang sesuai kehendaknya, pada kehamilannya
akan menimbulkan resiko kesehatan serius, pasca persalinan, pasca keguguran,
pham dan sukarela setuju dengan prosedur ini(3).
Keuntungan kontrasepsi (2,3):
1. Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per
100 wanita selama setahun pertama pemakaian)
2. Tidak mempengaruhi proses menyusui
3. Tidak menganggu senggama
4. Merupakan kontarsepsi pilihan bagi
pasien yang apabila hamil akan menjadi resiko kesehatan yang serius
5. Tidak ada perubahan dalam fungsi
seksual atau produksi hormon
6. Mengurangi resiko kanker ovarium
Keterbatasan kontrasepsi (2,3)
:
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen
kontrasepsi ini dan memerlukan informed
consent
2. Rasa tidak nyaman setelah tindakan
3. Pembedahan sederhana memerlukan
anastesi lokal lakukan oleh dokter yang terlatih (diperlukan dokter spesialis
ginekologi atau spesialis bedah untuk laparoskopi)
4. Tidak melindungi diri terhadap IMS,
termasuk HBV dan HIV/AIDS
5. Tuba dapat bergabung dan menjadi
fertil kembali (jarang terjadi)
Efek samping kontrasepsi dan
penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Infeksi
luka
|
Obati
dengan antibiotik. Jika terdapat abses, lakukan drainase dan obati sesuai
indikasi
|
Demam
pasca operasi (>380C)
|
Obati
infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
|
Hematoma
(subkutan)
|
Gunakan
packs yang hangat dan lembab di
tempat tersebut, tetapi bila ekstensif memerlukan drainase
|
Emboli
gas akibat laparoskopi
|
Mulai
resusitasi intensif termasuk IVFD, RJP, dan tindakan penunjang kehidupan
lainnya
|
Rasa
sakit pada luka operasi
|
Pastikan
adanya infeksi atau abses dan obati sesuai indikasi
|
Perdarahan
superfisial (tepi kulit/subkutan)
|
Kontrol
perdarahan dan obati sesuai indikasi
|
Jelaskan
kepada klien untuk menjaga luka operasi tetap kering sampai pembalut dilepaskan
dan mulai aktivitas normal secara bertahap dalam 7 hari. Hindari bekerja
mengangkat berat selama 7 hari. Jadwalkan pemeriksaan rutin 7-14 hari pasaca
operasi (3).
B. Vasektomi
Vasektomi
adalah prosedur klinik untuk mengehentikan kapasitas reproduksi pria dengan
melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi
dilakukan bila fungsi reproduksi menjadi ancaman atau gangguan kesehatan pria
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (3).
Keuntungan kontrasepsi (2,3):
1. Sangat efektif dan permanent
2. Tidak ada efek samping jangka
panjang
3. Tindakan bedah aman dan sederhana
Keterbatasan kontrasepsi (2,3):
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen
kontrasepsi ini dan memerlukan informed
consent
2. Terdapat kondisi-kondisi yang
memerlukan perhatian khusus untuk vasektomi, diantaranya : infeksi kulit daerah
operasi, infeksi sitemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis,
filariasis, undesensus testikularis, massa
intarskrotalis, anemia berat, gangguan pembekuan berat atau sedang menggunakan
antikoagulansia
3. Baru efektif setelah 2 bulan pasca
operasi atau 15-20 kali ejakulasi (setelah tes semen dinyatakan negatif)
Kondisi yang memerlukan perhatian
khusus adalah : infeksi kulit daerah operasi, infeksi sistemik yang sangat
mengganggu kondisi klien, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis,
filariasis, undesensus testikularis, massa
intraskrotalis, anemia berat, gangguan pembekuan darah, dan sedang menggunaan antikoagulan(3).
Sebaiknya dijelaskan kepada klien
untuk :
1. Mempertahankan band aid selama 3 hari
2. Jangan menarik atau menggaruk luka
3. Luka tidak boleh basah dalam 24 jam,
setelah 3 hari luka boleh dicuci sabun dan air
4. Pakailah penunjang skrotum
5. Jika terdapat nyeri berikan 1-2
tablet parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam
6. Hindari mengangkat barang berat
selama 3 hari
7. Boleh bersanggama setelah hari ke-3,
namun untuk mencegah kehamilan pakailah kondom atau kontarsepsi lain selama 3
bulan
8. Periksa semen 3 bulan pasca
vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya(2,3):
Efek samping
|
Penanganan
|
Infeksi
luka
|
Obati
dengam antibiotik. Jika terdapat abses, lakukan drainase dan obati sesuai
indikasi
|
Demam
pasca operasi (>380C)
|
Obati
infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
|
Hematoma
(subkutan)
|
Gunakan
packs yang hangat dan lembab di
tempat tersebut, tetapi bila ekstensif memerlukan drainase
|
Emboli
gas akibat laparoskopi
|
Mulai
resusitasi intensif termasuk IVFD, RJP, dan tindakan penunjang kehidupan
lainnya
|
Rasa
sakit pada luka operasi
|
Pastikan
adanya infeksi atau abses dan obati sesuai indikasi
|
Perdarahan
superfisial (tepi kulit/subkutan)
|
Kontrol
perdarahan dan obati sesuai indikasi
|
IX. Metode Transdermal (Patch)
Metode transdermal atau Ortho Evra
adalah plastik tempel berisi hormon (melepaskan 20μg estrogen dan 150μg
progestin setiap 24 jam) yang mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan
menipiskan dinding uterus. Keefektifan metode ini tinggi (99%), namun berkurang
2-3% pada wanita dengan berat badan lebih dari 99kg. Patch ditempelkan ke kulit yang bersih dan
kering, dipasang dalam 24 jam periode menstruasi selama 7 hari. Patch diganti
setiap minggu dalam 2 minggu selanjutnya namun tidak dipasang pada minggu keempat
sehingga perdarahan dimulai pada hari ke-5. Pasang kembali patch yang
baru seminggu setelah patch ketiga (1,4,5).
Keuntungan
dari kontrasepsi ini adalah(1,4,5) :
1.
Efektifitas tinggi
2. Mandi, berenang, atau aktivitas yang
berhubungan dengan air tidak mengganggu
3. Siklus menstruasi menjadi teratur
Keterbatasan kontrasepsi adalah
:
1. Tidak dianjurkan pada wanita yang
sedang menyusui
2. Tidak dapat digunakan pada penderita
yang tidak dapat menggunakan kontarsepsi estrogen (tekanan darah tinggi,
gangguan faktor koagulan, stroke, dan perokok berusia >35 tahun)
3. Tidak melindungi terhadap IMS atau
HIV/AIDS
4. Efektifitas berkurang bila
berinteraksi dengan obat-obatan antituberkulosis dan epilepsi.
Efek samping dari metode ini adalah(4,5)
:
1. Iritasi kulit pada daerah penempelan
2.
Perdarahan
tidak teratur terutama pada beberapa bulan pertama penggunaan
3.
Nyeri
kepala, mual, muntah, nyeri payudara, kram perut, kerontokan rambut
4.
Depresi
5.
Infeksi
vagina
6. Tekanan darah tinggi dan trombosis
(seranganjantung atau stroke)
7. Retensi cairan menyebabkan asma dan
oedem
X. Cincin Vagina
Cincin
vagina atau Nuva ring adalah cincin plastik fleksibel yang dipasang dalam
vagina, berdiameter 2,5cm, melepaskan 20μg estrogen dan 150μg progestin setiap
24 jam yang diserap melalui dinding vagina. Cincin vagina dipasang dalam waktu
5 hari setelah haid, melahirkan, atau mengalami keguguran; berada dalam vagina selama
3 minggu.
Mekanisme kerja dari kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga menghambat pergerakan sperma, juga menipiskan dinding
uterus. Jika dipasang lebih dari hari kelima dari waktu haid, diperlukan pil
kombinasi selama 7 hari. Cincin yang baru dipasang seminggu setelah cincin lama
dilepas.
Keuntungan
kontrasepsi adalah(4,5) :
1. Efektifitas tinggi
2. Tidak dipengaruhi antibiotik yang
diminum
3.
Siklus
menstruasi menjadi teratur
Keterbatasan kontrasepsi adalah(4,5)
:
1.
Tidak dianjurkan pada wanita yang sedang
menyusui
2.
Tidak dapat digunakan pada penderita
yang tidak dapat menggunakan kontarsepsi estrogen
3. Tidak
melindungi terhadap IMS atau HIV/AIDS
4. Efektifitas berkurang bila berinteraksi
dengan obat-obatan antituberkulosis dan epilepsi
Efek samping dari metode ini adalah(4,5)
:
1. Iritasi kulit pada daerah penempelan
2. Perdarahan tidak teratur terutama pada
beberapa bulan pertama penggunaan
3. Mual, muntah, nyeri payudara, kram perut,
kerontokan rambut
4.
Depresi
5.
Infeksi
vagina
6. Tekanan darah tinggi, nyeri kepala,
trombosis(serangan jantung atau stroke)
7. Retensi cairan menyebabkan asma dan
oedem
8. Diskolorasi coklat pada wajah
XI.
Kontrasepsi Emergensi(1,4,5)
Kontrasepsi
emergensi digunakan mencegah kehamilan pada
situasi-situasi
tertentu, misalnya :
1. Kondom yang tergelincir atau diafragma
berpindah posisi
2. Klien lupa memakai metode
kontrasepsi biasa dan melakukan hubungan seksual atau klien dipaksa berhubungan
seksual
3. Klien salah melakukan perhitungan
waktu subur
Terdapat 2 mekanisme kontrasepsi
emergensi, yaitu :
1. Emergency
Contraceptive Pill
(ECP) atau morning after pill
menggunakan pil kombinasi dosis tinggi dan digunakan dalam 72 jam pasca
hubungan seksual yang tidak terproteksi.
2. The
Intrauterine Device (IUD),
dipasang dalam waktu 7 hari setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Cunningham,et al. 2005. Williams Obstetrics 22nd Ed. USA :
McGraw-Hill Comp,Inc.p.725-746.
2.
www.fpa.org.uk (diakses 4 Maret 2006)
3. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2004. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.p.MK1-MK85.
4.
www.contraception.net (diakses 4
Maret 2006)
5.
www.emmagoldman.com (diakses 4 Maret
2006)
6. Bader, Thomas J. 2003. Ob/Gyn Secrets 3rd Ed. USA : Elsevier
Mosby. p.114-120
7. www.health.allrefer.com (diakses 4
Maret 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar