Hernia merupakan protrusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian yang lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia
terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.
Menurut sifatnya
hernia dibagi menjadi 4, yaitu :
- hernia reponibel
yaitu
bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan
masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
- hernia irreponibel / hernia akreta
yaitu
bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga. Biasanya
disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak
ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
- hernia inkarserata
yaitu
bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap,
tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase
usus. Hernia ini merupakan penyebab obstruksi nomor satu di Indonesia .
- hernia strangulata
yaitu
bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan
terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat
terjadi nekrosis.
Jika
yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut hernia Richter.
Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga
disertai obstruksi usus.
Apabila sebagian
dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang merupakan isi hernia seperti caecum,
kolon sigmoid atau kandung kemih, disebut hernia geser. Hernia geser dapat
terjadi karena isis kantong berasal dari organ
yang letaknya retroperitoneal. Alat bersangkutan tidak masuk ke kantung hernia,
melainkan tergeser dari retroperitoneal.
Hernia
diberi nama menurut letaknya , misalnya diafragma, inguinal, umbilical,
femoral. Yang sering terjadi adalah hernia inguinalis.
HERNIA INGUINALIS
Hernia inguinalis merupakan hernia
yang terjadi di kanalis inguinalis, yang dibatasi oleh :
Kraniolateral : annulus unguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari facia transversalis dan
aponeurosis m.transversus abdominis.
Medial bawah :annulus inguinalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari
aponeurosis m.oblikus eksternus.
Atap :
aponeurosis m. oblikus eksternus.
Dasar : ligamentum inguinale
Pada
pria kanalis inguinalis ini berisi facikulus spermatikus, vasa spermatika,
nervus spermatikus, m.kremaster, prosesus vaginalis peritonei, dan ligamentum
rotundum, pada wanita berisi ligamentum rotundum.
ETIOLOGI
- kongenital
kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.
Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada
bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga
isi perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering
kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebuh dahulu, maka
kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka
biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadan normal, kanalis yang terbuka ini
akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus ( karena tidak
mengalami obliterasi ), akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
- Di dapat
- anulus inguinalis internus yang
cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
- peninggian tekanan intraabdomen
kronik yang dapat mendorong isi hernia melewati melewati annulus internus
yang cukup lebar, seperti batuk kronik, pekerjaan mengangkat benda berat,
hipertrofi prostad, konstipasi, dan asites. Peninggian tekanan intra
abdomen juga dapat membuka kembali kanalis inguinalis.
- kelemahan otot dinding perut karena
usia. Sehingga insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur, mungkin
karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan
jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis,
yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus
internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika
berkontraksi, dan adanya facia transfersa yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan terjadinya hernia.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang
membatasi annulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertical. Sebaliknya bila otot
dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus kedalam
kanalis unguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat
kerusakan n.iliofemoralis dan n. ilioinguinalis setelah apendektomi.
DIAGNOSIS
Gejala
dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia.
- Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya
adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk,
bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
- Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau ganggren.
Tanda
klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia
inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan
dari lateral atas ke medial bawah.
Palpasi : kantong
hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari
dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda
ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan.
Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin
teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau jari
kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan
menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan
apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi,
pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan.
Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan
kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia
pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari
ovarium.
Gambaran
klinik hernia
jenis
|
Reponibel
|
nyeri
|
obstruksi
|
sakit
|
Toksik
|
Reponibel/bebas
Ireponibel/akreta
Inkarserata
Strangulata
|
+
-
-
-
|
-
-
+
++
|
-
-
+
+
|
-
-
+
++
|
-
-
-
++
|
KLASIFIKASI
HERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIREK
Terjadi karena keluar dari rongga
peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak sebelah lateral
dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis
inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis
eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini
disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam m.kremaster terletak
anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma.
Disebut indirek karena keluar
melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi
dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak
menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis
ke skrotum. Hernia geser dapat terjadi sebelah kanan atau kiri. Sebelah kanan
ini hernia biasanya terdiri dari caecum dan sebagian kolon asendens, sedangkan
sebelah kiri terdiri dari sebagian kolon desendens.
Gambaran klinik
·
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa
benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu mengedan , batuk atau mengangkat
beban berat dan menghilang pada waktu istirahat baring.
·
Pada bayi dan anak-anak adanya benjolan yang
hilang timbul dilipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia
mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak nangis, dan kadang-kadang
perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulate.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau
labia dalam posisi berdiri atau berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk
sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat
Palpasi : dilakukan dalam keadaan ada benjolan
hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat
direpoisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak, kadang
cincin hernia dapat teraba berupa annulus inguinalis yang melebar.
Hernia insipien berupa hernia
membakat apabila tonjolan hanya dapat dirasakan menyentuh ujung jari di dalam
kanalis inguinalis tetapi tidak keluar. Pada bayi dan anak-anak kadang tidak
terlihat adanya benjolan pada waktu menangis, batuk atau mengedan. Dalam hal
ini perlu dilakukan palpasi tali sperma dengan membandingkan yang kiri dan yang
kanan, kadang di dapatkan yanda sarung tangan sutera.
Diagnosis banding
1.
hidrokel
hidrokel mempunyai batas atas tegas , iluminensi
positif dan tidak dapat dimasukkan kembali. Testis pada pasien hidrokel tidak
dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan transiluminasi atau diapanoskopi akan
memberi hasil positif.
2.
limfadenopati inguinal. Perhatikan apakah ada infeksi
pada kaki sesisi.
3.
testis ektopik, yaitu testis yang masih berada di
kanalis inguinalis.
4.
lipoma atau herniasi lemak properitoneal melalui cincin
inguinal.
5.
orkitis
Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada
keadaan yang dialami oleh isi hernia.
1.
isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada
hernia ireponibel, ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau
terdiri dari omentum, organ ekstraperitonal ( hernia geser ) atau hernia
akreta. Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan.
2.
isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus sederhana. Sumbatan
dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter.
3.
jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan hernia. Pada permulaan terjadi gangguan vena sehingga terjadi uden
organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga
akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi
hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan
rongga perut. Gambaran klinik hernia strangulata yang mengandung usus dengan
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila telah terjadi
strangulasi karena gangguan vaskularisasi terjadi keadaan toksik akibat
gangren, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh
nyeri lebih hebat ditempat hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan
peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat
dimasukkan kembali, disertai nyeri tekan, dan tergantung keadaan isi hernia,
dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulate merupakan
keadaan gawat darurat, karenanya perlu mendapat pertolongan segera.
HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIREK
Terjadi karena hernia menonjol
langsung ke depan melalui segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh :
Inferior : ligamentum inguinale,
Lateral : pembuluh
darah epigastrika inferior
Medial : tepi
otot rectus.
Dasar
segitiga Hasselbach dibentuk oleh facia transversa yang diperkuat oleh serat
aponeurosis m. transversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga
daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia inguinalis medialis, karena
tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin
hernia longgar.
Hernia inguinalis direk ini hampir
selalu disebabkan factor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan
otot dinding di trigonum Hasselbach.
Oleh karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria tua.
Hernia ini jarang, bahkan hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan
strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding
kantong kemih. Kadang ditemukan pada segala umur dengan defek kecil di m.
oblikus internus abdominis dengan cincin kaku dan tajam yang sering mengalami
strangulasi. Hernia ini banyak di derita oleh penduduk Afrika.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : terlihat adanya massa tumor pada annulus inguinalis eksterna
yang mudah mengecil bila tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior
maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
Palpasi :
jika ditekan pada annulus inguinalis interna pada saat pasien berdiri atau
mengejan, tetap akan timbul benjolan karena hernia ini langsung menuju annulus
unguinalis eksterna sehingga disebut hernis direkta. Bila hernia ini dimasukkan
sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan
testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia. Bila jari dimasukkan dalam
annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding belakang. Bila pasien
di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat
meraba ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis.
Pada
pasien kadang-kadang ditemukan gejala mudah kencing karena buli-buli ikut
membentuk dinding medial hernia.
PENATALAKSANAAN
1. pengobat konservatif, terbatas pada
tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi. Reposisi tidak dilakukan pada
hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak – anak. Reposisi
dilakukakan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat
tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak – anak inkarserasi lebih sering
terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan dengan orang dewasa.
Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak – anak.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres
es diatas hernia. Bila usaha repoisisi ini berhasil anak disiapkan untuk
operasa berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu 6 jam harus
dilakukan operasi segera.
2.
Pengobatan operatif merupakan satu – satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakan. Untuk memperoleh keberhasilan maka factor – factor yang menimbulka
terjadinya hernia harus dicari dan diperbaiki (batuk kronik, prostate,tumor,
ascites, dll) dan defek yang ada direkonstruksi dan diaproksimasi tanpa
tegangan.
Prinsip
dasar operasi hernia terdiri dari.
·
Herniotomy, dilakukan pembebasan kantong hernia
sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin
kemudian dipotong.
·
Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil
annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis.
Hernioplasty lebih penting artinya dalam menvegah terjdinya residif
dibandingkan dengan herniatomy. Dikenal berbagai metode hernioplasty seperti
memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan tertutup, menutup dan
memperkuat fascia transversal, dan menjahitkan pertemuan M. transversus
internus abdominis dan M. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama
conjoint tendon keligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fascia tranversa, M. tranversus abdominis, M. oblikus internus
abdominis ke ligamentum Cooper pada metode Mc Vay.
Metode Bassini merupakan tehnik hernioraphy yang
pertama dipublikasi tahun 1887 dan sampai sekarang masih merupakan operasi baku . Namun ahli bedah
harus memilih dan memodifikasi tahnik mana yang akan dipakai sesuai dengan
temuan pada operasi dan patogenesis hernia menurut usia dan keadaan penderita.
Pada bayi dan anak – anak dengan
hernia congenital lateral yang factor penyebabnya adalah prosesus vaginalis
yang tidak menutup sedangkan annulus ingunalis internus cukup elastis dan
dinding belakang cukup kuat, hanya dilakukan herniotomy tanpa hernioplasty.
Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakan kanalis inguinalis dwngan hernia
ingunalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini diperlukan
hernioplasty yang dilakukan secara cermat dan teliti. Tidak satupun teknik yang
dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi residif. Yang penting diperhatikan
adalah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan.
Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang paling sering adalah
menutupan annulus inguinalis internus yang tidak memadai, diantaranya karena
diseksi kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitonial atau kantong
hernia tidak ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umunya
karena tegangan yang berlebihan pada jahitan plasti atau kekurangan lain dalam
teknik. Angka residif operasi hernia umumnya mendekati 10 %
Herniotomy
dan herniorafi menurut Bassini :
- Pasien tidur dalam posisi telentang. Dilakukan a dan
antisepsis pada daerah sekitar lipat paha seisi hernia.
- Lakukan anestesi local menurut Brown atau dengan
anestesi umum.
- Setelah diyakini anestesi berhasil, lakukan sayatan
sepanjang 10 cm terbawah diantara kedua benjolan (poin a dan poin g)
memotong skutis dan subkutan.
- Fascia dibersihkan lalu disayat, segera tampak
aponeurosis M. oblikus abdominis aksternus dengan krura medial dan lateral
yang merupakan cincin luar kanalis inguinalis. Belah aponeurosis M.
abdominis oblikus eksternus hingga annulus inguinalis ikut terbelah
- Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi M.
kremaster dicari dan dibebaskan. Bebaskan pula ligamentum inguinale yang
tebal dan mengkilat di lateral nya dan conjoint area (karena conjoint
tendon hanya terdapat pada 5 % populasi) disebelah medial.
- Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik
dengan kasa steril yang dilingkarkan mengelilinginya kearah lateral.
Kantong hernia dicari dengan bantuan dua buah pinset anatomis yang
dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu digunting dengan
hati – hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tampak lapisan
yang berwarna biru abu - abu dan
kuat. Ini berarti kita telah mencapai processus vaginalis peritonei yang
merupakan pembungkus kantong hernia.
- Kantong hernia kemudian dibuka 3 – 4 cm untuk melihat
isinya. Kemudian kantong hernia dibebaskan secara melingkar penuh dengan
arah melintang pada sumbunya dari jaringan sekitarnya, yaitu M. kremaster
dan semua jaringan ikat dan vascular yang meliputinya. Tindakan ini harus
dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari pendarahan. Lalu dimasukan
satu jari kedalam kantong hernia dan dipegang dengan perantaraan sebuah kasa
steril, lalu dengan tangan yang lain dibebaskan lapisan jaringan yang
meliputinya dengan kasa steril pula. Jari yang memegang kantong digeserkan
sedikit demi sedikit mengikuti arah jari yang membebaskan kantong tersebut
dari luar. Arah pembebasan harus sedemikian rupa sehingga dari medial ke
kalteral dapat bertemu dalam jarak yang terpendek. Setelah berhasil, maka
dinding kantong hernia dipegang dengan beberapa klem, kemudian dinding
kantong tersebut dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sejauh mungkin
ke proksimal sampai dapat ditemukan lapisan lemek preperitoneal. Kantong
hernia dijepit pada batas ini, lalu distalnya dipotong melintang dengan
gunting. Kemudian dilakukan hernioraphy menurut Bassini (Bassini plasty)
sebagai berikut : Setelah fascia tranversa dibelah
·
Bassini I, jahitkan dengan benang besar dan kuat
dan dengan jarum yang ujungnya seperti paku, tuberkulum pubikum ke fascia
tranversa dan fascia tranversa lagi kemudian ke conjoint tendon pada tepi
terdekat M. recti abdominis.
·
Bassini II, jahitkan dengan jarum biasa dan
benang yang sama, ligamentum inguinale, fascia tranversa, fascia tranversa dan
conjoint tendon diantara tempat jahitan Bassini I dan Bassini III.
·
Bassini III, seperti diatas letak dilateral dari
Bassini II, bila masih longgar dapat dilanjutkan IV, V dst.
- Ikatan Bassini dipersiapkan semua dulu, baru
disimpulkan dengan erat satu per satu.
- Pada ikatan Bassini III harus sedemikian erat tapi
masih cukup longgar bagi funikulus spermatikus, yaitu bila ujung jari
masih bisa dimasukan dengan mudah diantara annulus inguinalis interna
dengan jahitan Bassini III. Lalu funikulus spermatikus, N. ilioinguinal,
dan lain – lainnya dikembalikan ketempatnya.
- Perdarahan dirawat dan dindng perut kemudian ditutup
lapis demi lapis.
- fascia dijahit dengan sutera, subkuits dengan cat
gut, dan kuits dengan sutera.
- luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril.
HERNIA
FEMORALIS
Hernia femoralis adalah hernia yang
terjadi pada kanalis femoralis. Kanalis femoralis ini terletak medial dari v.
femoralis di dalam lacuna vasorum dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v.
safena magna bermuara di dalam v. femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi
olehpinggir keras dan tajam.
Batas
kranioventral : ligamentum inguinalis
Batas kaudodorsal : pinggir os pubis yang terdiri dari
ligamentum iliopektineale ( ligamentum Cooper )
Batas lateral : v. emoralis
Batas medial : ligamentum
lakunare Gimbernati.
Hernia femoralis keluar melalui
lacuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.
Gambaran klinik
Umumnya
dijumpai pada wanita tua. Kejadian pada perempuan kira – kira 4 kali laki –
laki.Keluhan biasanya berupa benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu
melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intraabdomen seperti mengankat barang
atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan benjolan lunak dilipat paha dibawah ligamentum inguinale di medial V.
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum.
Pintu
masuk hernia femoralis adalan annulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk
kedalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan V. femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fossa ovalis pada lipat paha.
Patofisiologi
Secara
patofisiologi peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemk preperitoneal
kedalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan bagi terjadinya
hernia. Factor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi
jaringa ikat karena usis lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi
sebagai komplikasi hernioraphy pada hernia inguinalis terutama yang memakai
tehnik Bassini dan Shouldice yang menyebabkan fascia tranversa dan ligamentum
inguinale lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis inguinalis lebih
luas.
Komplikasi
yang paling sering terjadi adalah strangulasi dengan segala akibatnya.
Diagnosis Banding
Diagnosa
banding hernia femoralis antara lain Limfadenitis yang disertai tanda radang
local umum dengan sumber infeksi ditungkai bawah, perineum, anus, atau kulit
tubuh kaudal dari tingkat umbilicus.Lipoma, Variks tunggal dimuara V. safena
Magna dengan atau tanpa varises pada tungkai, Abses dingin, Torsio testis
Untuk
membedakannya perlu diketahui bahwa munculnya hernia erat hubungannya dengan
aktivitas seperti mengedan, batuk, dan kegiatan lainnya yang disertai
peningkatan tekanan intraabdomen. Sedangkan penyakit lainnya seperti
limfadenitis femoralis atau torsio testis tidak berhubungan dengan aktivitas
demikian.
Penatalaksanaan
Setiap hernia
femoralis memerlukan tindakan operasi kecuali kalau ada kelainan local atau
umum yang merupakan kontraindikasi operasi. Operasi terdiri dari herniotomy
disusul dengan hernioplasty dengan tujuan menjepit annulus femoralis. Hernia
femoralis dapat didekati dari krural. Inguinal, atau kombinasi keduanya.
Pendekatan krural yang tanpa membuka kanalis inguinalis dipilih pada perempuan.
Pendekatan inguinal dengan membuka kanalis inguinalis sambil menginspeksi dinding
posteriornya biasanya dilakukan pada pria, karena hernia femoralis pad laki –
laki lebih sering disertai hernia inguinalis medialis. Pendekatan kombinasi
dapat dipilih pada hernia femoralis inkaserata, hernia residif atau kombinasi
dengan hernia ingunalis. Pada pendekatan krural, hernioplasty dapat dilakukan
dengan menjahitkan ligamentun inguinal ke ligamentum cooper. Teknik Bassini
melalui region ingunalis, ligamentum inguinale dijahitkan ke ligamentum
gimbernati.
HERNIA
UMBILIKALIS
Hernia
umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya ditutup
peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen,
biasanya jika bayi menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi
premature.
Hernia
umbilikalis pad orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada anak.
Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan factor
predisposisi.
Gejala klinik
Umumnya
tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi ulserasi. Pada orang dewasa
inkaserasi lebih sering terjadi.
Penatalaksanaan
Bila
cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum
bayi berumur 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha
untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan
kanan kemudian memancangkannya dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3
minggu. Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilicus untuk
mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih
menonjol maka umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang
melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh
penutupan dengan tindakan konservatif.
HERNIA
PARAUMBILIKALIS
Hernia
para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah digaris tengah di tepi
cranial umbilicus, jarang terjadi ditepi kaudalnya. Penutupan secara spontan
jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi.
HERNIA EPIGASTRIKA
Hernia
epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek
dilinea alba antara umbilicus dan prosesus xifoideus. Isi hernia terdari
penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.
Linea alba dibentuk oleh anyaman serabut aponeurosis lamina anterior dan
posterior sarung M. rektus. Anyaman ini sering hanya satu lapis saja. Disamping
itu linea alba disebelah cranial umbilicus lebih lebar dibandingkan dengan yang
sebelah kaudal sehingga merupakan predisposisi terjadinya hernia epigastrika.
Hernia ini muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang merupakan ‘lipoma’
preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar baru kemudian keluar kantong
peritoneum yang dapat kosong atau berisi omentum. Hernia ini ditutupi oleh
kulit, lemak subkutis, lemak preperitoneal dan peritoneum.
Gambaran klinik
Penderita sering
mengeluh perut kurang enak dan mual, mirip keluhan pada kelainan kandung
empedu, tukak peptic atau hernia hiatus esophagus. Terutama bila hernia kecil
dan sukar diraba, biasanya menimbulkan
keluhan yang samar – samara ini.
Penatalaksanaan
Terapi bedah
merupakan reposisi isi hernia dan menutup defek di linea alba.
HERNIA VENTRALIS
Hernia
ventralis adalah nama umum untuk semua hernia didinding perut bagian
anterolateral seperti hernia sikatrik. Hernia sikatrik merupakan penonjolan
peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama.
Factor
predisposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatrik adalah infeksi
luka operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka operasi yang kurang baik,
jenis insisi, obesitas, peninggian tekanan intra abdomen seperti pada ascites,
distensi usus pasca bedah, atau batuk – batuk karena komplikasi paru. Keadaan
umum pasien yang kurang baik seperti pada mal nutrisi dan juga pemakaian obat
steroid yang lama juga merupakan factor predisposisi
Penatalaksanaan
Pengelolaan
konservatif menggunakan alat penyanggah atau korset elastic khusus dapat
digunakan untuk sementara atau lebih lama bila ada kontraindikasi pembedahan.
Terapi operatif
berupa herniotomy dan hernioplasty dengan tujuan menutup defek dilapisan
muskuloaponeurosis. Bila defek besar diperlukan bahan sintetis seperti marleks.
Operasi ini sering disertai penyulit pasca bedah sedangkan residif sering terjadi,
terutama apabila jaringan lunak disekitar defek tidak direparasi pada waktu
hernioplasty. Pada operasi hernia sikatrik diperlukan perencanaan teliti dan
pengalaman banyak.
HERNIA RICTHER
Hernia
yang pertama ditemukan oleh Richter ini jarang ditemukan, kebanyakan ditemukan
pada hernia femoralis atau obturatoria. Biasanya sebagian dinding usus
antemesenterial mengalami inkaserasi karena pintu hernia kecil dengan tepi
keras dan tajam. Ileus obstruktif mungkin parsial atau total sedangkan benjolan
hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosa pada waktu laparotomi.
Komplikasi
hernia Richter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus yang pada
hernia femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.
HERNIA LITTRE
Hernia
yang sangat jarang ditemukan ini merupakan hernia yang mengandung divertikel
Meckel. Sampai dikenalnya divertikulum Meckel, hernia Littre dianggap sebagai
hernia sebagian dinding usus yang pada waktu itu belum dikenal sebagai hernia
Richter
HERNIA SPIEGHEL
Hernia
spieghel ialah hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui facia
spieghel. Jarang dijumpai, biasanya pada usia 40-70 tahun. Diagnosis
ditegakkandengan ditemukan benjolan di sebelah atas titik Mc Burney kanan atau
kiri pada tepi lateral M. rectus abdominis. Pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan USG. Pengelolaan terdiri dari herniotomy dan hernioplasty.
HERNIA
OBTURATORIA
Ialah
hernia yang melalui foramen obturatorium. Hernia ini dapat berlangsung dalam 4
tahap, pertama tonjolan lemak retroperitoneal masuk kedalam kanalis
obturatorius, kedua disusul oleh tonjolan peritoneum parietal, ketiga kantong
hernia ini mungkin di isi oleh lekuk khusus, ke empat yang dapat mengalami
inkarserasi parsial seiring secara Richter atau total. Diagnosis dapat
ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parestesi
didaerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat penekanan pada N.
obtiratorius ( tanda Howship-Romberg ) yang patognomonik.
HERNIA
PERINEALIS
Merupakan
tonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar panggul, yang dapat terjadi
secara primer pada wanita multipara, atau sekunder setelah operasi melalui
perineum, seperti proatatektomy atau reseksi rectum secara abdominoperineal.
Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan. Tampak dan teraba banjolan
diperineum yang mudah keluar masuk dan jarang inkarserasi. Pengelolaan operatif
dianjurkan dengan peningkatan transperitoneal, perineal, atau kombinasi abdomen
dan perineal.
HERNIA SKROTALIS
Merupakan
hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum. Diagnosis ditegakkan atas
dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi atas
dasar tidak ada pembatasan jelas disebelah cranial dan adanya hubungan ke
cranial melalui anulus eksternus. Hernia ini dibedakan dengan hidrokel atau
elevantiasis skrotum.
HERNIA LABIALIS
Adalah
hernia inguinalis lateralis yang mencapai labium mayus. Secara klinis tampak
benjolan pada labium mayus yang jelas pada waktu berdiri, dan mengedan.
Menghilang pada waktu berbaring. Diagnosa banding dipikirkan hernia femoralis
dan kista di kanalis Nuck yang menonjol dikaudal ligamentum inguinalis dan
bilateral tuberkulum pubikum.
HERNIA BILATERAL
Kejadian
hernia bilateral pada pria dan wanita sama, walaupun frekwensi prosesus
vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada wanita.
Terapi operatif
henia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap. Mengingat
kejadian hernia ini cukup tinggi pada anak, maka kadang dianjurkan eksplorasi
kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Pada
hernia bilateral orang dewasa, dianjurkan untuk melakukan operasi dalam satu
tahap, kecuali jika ada kontraindikasi. Hernia inguinalis medialis umumnya
ditemukan bilateral.
HERNIA PANTALON
Merupakan
kombinasi hernia inguinalis lateralis dan hernia inguinalis medialis pada satu
sisi. Kantong hernia dipisahkan oleh vasa epigastrika inferior sehingga
berbentuk seperti celana. Diagnosis umunya sukar ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis, biasanya baru ditemukan sewaktu operasi. Pengolaan seperti biasanya
pada hernia inguinalis yaitu herniotomy dan hernioplasty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar