06/02/11

kupu malam

Kau beri dia lembar segenggam
sebagai wanitamu dalam kelam
walau hanya semalam
bahkan terhitung jam
Dia menyapa hidup yang padanya tak bersahabat
bernafas dari dera siksa perasaan terjerat
coba memikul beban hidup yang kian berat
terus melangkah walau sadar telah terses
at

Tahukah kamu bahwa dia membutuhkanmu..
bukan semata birahi yang menghujam tajam diatasmu
kau anggap dia kubangan untuk nafsumu
padahal dia manusia seperti pendampingmuCoba telaah bangsa yang derajatnya dibawah bangsamu
itulah bangsa yang tak dikaruniai kasih sayang oleh Yang Maha satu
dorongan mereka tak lebih dari naluri dan nafsu
mulialah bangsamu….karna kasih sayang sebagai unsur penentuBanyak darimu yang hilang sadar
kepuasan menjadi tuhan sekadar
kasih sayang terpupus pudar
nilai manusiamu terhempas tersandarDia wanitamu dalam kelam
berharap rindu dengan mata terpejam
walau hanya semalam
bahkan terhitung jamBanyak lembar darimu adalah harga untuk raganya
besar jiwa manusiamu adalah rumah bagi lelah jiwanya
hangat dekap tubuhmu adalah selimut bagi dingin malamnya
hangat belai hatimu adalah lentera bagi kelam hidupnya
Dia wanitamu dalam kelam…

04/02/11

dahsyat

Ku tanggalkan jirah keabadian
genapkan unsur kesempurnaan yang tiada kekal
dimana nilai2 keagungan
sekadar terjaga sesaat
kemudian layu
tertidur diruang perulangan
Saat jiwa-jiwaKu terlahir kembali
diantara bangsa-bangsa fana
Ku kirimkan senyumku
lewat Kuntum-kuntum yang mekar dimusim itu
wujud itu menebarkan sepercik kesahajaan
dari selaksa keagungan nirwana
sebagai lukisan duniawi
dari Sang Yang maha bijaksana
menjadi ilham bagi kasih sayang insani
lambang keindahan diatas bumi

pemberontak

Terkadang… semua rasa berlalu begitu saja…
tanpa ada kata permisi, atau menyiratkan sedikit tangisan perpisahan………..
Semua menjadi semakin abu2 ketika cadas batu hitam itu… menjadi semakin pekat….
Air hujan yang menetes berjuta tahun lamanya… seakan tak mampu melunakkan kerasnya batu itu…….. Derai rasa yang termangu bersama desiran angin yang menggelora… membuat makna waktu ini, terasa begitu sempit di sela-sela sang sufi menjamu cintanya yang agung………….
Aku, atau siapapun… laksana prajurit yang ingin berperang tapi tak ada medannya……..
teriakan mengemis kepada sang pemimpin untuk memberi ruang dalam berjuang…
seakan tak berarti apa-apa jika sudah melibatkan Kuasa Illahi dalam masalah ini………
Aku, atau siapapun…….. laksana bulir angin yang menari bersama riaknya gelombang pantai.. tanpa arah yang jelas….. dan pertanyaan yang tak bernama itu… seakan tegambar jelas di dahi-dahi sang pecinta sujud………..
Mereka… mungkin takkan pernah merasakan apa yang sebenarnya lumrah untuk dirasakan… atau mungkin… mereka memang pernah merasakan.. hanya saja terlalu naif untuk mengakui….?

Biarkan… Iblis terus mnyulam.. benang-benang dosa di hati kita… sebab aku sangat tahu… siapapun dia…. pasti akan mengerti.. bahwa fitrahnya… memang diciptakan untuk berpikir… manakah yang seharusnya dia lakukan………

Biarkan…. Syetan terus menari dikepulan asap gunung hati…. sebab suatu saat, kapanpun itu… hasrat diri akan membungkam gundukan tanah yang sudah lama… ingin berontak… tapi tak pernah bisa………..
Biarkan……. Petala langit berpijar indah di akhir maghrib… walau suara2 parau masih sibuk meneriakkan dan memeras keringatnya tanpa sedikitpun bertasbih untuk-Nya…
sebab… mereka masih merasa cukup waktu untuk terus bersandiwara diantara seliweran orang2 yang ingin merasakan kebahagiaan……..
Fatamorgana terus bermain bersama panasnya mentari……… sedangkan embun.. masih saja menyapa setiap pagi yang terlewati…. sayang… kepekaan rasa takkan mampu bergolak jika tak diikuti dengan kekuatan jiwa… atau langkah akan semakin gontai ketika kita mendengar dan merasakan ada nafas tersengal diantara raga2 yang mencari kebenaran…………..
Sampai kapankah… kita semua menjadi penonton sekaligus pelakon dalam sandiwara ini……
masih pantaskah kita menjadi bagian dari kesucian.. jika kesalahan saja tak bisa dipahami.. atau mungkin saja tak mau untuk dipahami…..
Sampai kapankah…….. Deburan ombak akan kita biarkan mengguncang gunung2 tinggi….. layakkah kita disebut sebagai makhluk yang memang diciptakan untuk mewarnai dunia dengan keindahan bukan kemunafikan……….
Lewat… teriakan kata2…. sampaikanlah… bahwa Ikan2 rindu akan air yang jernih….
sampaikanlah……… bahwa burung2 ingin bernyanyi tampa ada polusi disekelilingnya…. sampaikanlah…….. pohon2 merindukan dirinya dilindungi dalam temaram cinta kasih manusia…. sampaikanlah…. bahwa siklus air ingin terus berputar.. tanpa ada hambatan yang tak perlu……..

Mutiara cinta… telah mengembang diantara desau pagi yang menggeliat………..
biarkan dia terus mencoba mencari jati dirinya.. agar kelak hatinya menjadi semakin bermutiara…
Wangi kesturi…… telah tertebar.. diantra tangisan2 bahagia para syuhada….
biarkan dia terus bermetamorfosis menjadi wangi yang lebih harum… agar kelak raganya menjadi semakin berarti diantara warna-warni dunia yang kelam……
Permata batin…… telah memancarkan terangnya diantara kegelapan malam yang pekat….
biarkan dia terus menjadi impian yang tertanam di jiwa2 orang mukmin… agar kelak…
menjadi cerminan bagi semua orang yang merasakan ada kehadiran Idiom cinta yang sesungguhnya………
Salam cinta… yang tiada terkira buat semua orang yang mencintai makhluk-Nya hanya karena Allah……….