18/11/12

irama rindu

rindu itu dimulai dari sini:

detik pertama sejak pandangan mata berpisah.

tahu kah?
rindu tak harus karena berjarak, bersama duduk bersisian pun tetap merasa rindu. seperti rindu yang tak pernah habis.
aku suka menumpuk rindu, di jendela-jendela, di lemari kaca, di laci-laci meja.
bahkan rindu pun ada berjejal di saku-saku celana jeans robekku yang menua.
aku suka menyesakkan rindu ke dalam bantal berkain lusuh, sambil mendengar langkah hujan berlarian dengan sepatu bututnya.
aku suka menyelipkan rindu di rak-rak buku, di gantungan baju, bahkan di kotak sepatu.
lihat di ranjang tua, rindu menghambur begitu saja.
aku suka menuliskan rindu di dinding kamar, di segala penjuru hingga berpijar.
sesak tak berspasi dan menggambarnya hingga ke langit-langit kamar.
tetapi.

ketika sebuah kata rindu mulai sulit tersampaikan, maka kini hanya dapat menyimpan rindu di hati, sendirian.
ada saat ketika aku menumpuk rindu yang menggebu dan tak dapat disampaikan, lalu mereka akan bersesakkan di lemari kamar.
ada saat ketika aku menggenggam rindu setiap hari dan hanya dapat menyembunyikannya di saku kemeja ini.
ada saat ketika aku menuliskan rindu tanpa henti tetapi akhirnya tak terbaca karena air mata.
ada saat ketika aku menghilang, menepiskan rindu dari pandangan, berpura-pura tak merasakan.
dan aku suka bersembunyi dalam gelap, tak terlihat.
aku suka meringkuk di sudut sepi, sangat sunyi.
aku suka memudarkan diri: sendiri.

lalu rindu itu dimulai dari sini:
detik pertama setelah pesan terakhir terbaca.
seperti kata-kata yang berserakan ini, tak dapat dihentikan lagi.

Tidak ada komentar: